Minggu, 18 November 2012

laporan praktikum biokimia (asam lemak)



Nama  : Dini Delawanti Nurilahi
Nim     : 1210206026

UJI ASAM LEMAK
30 Oktober 2012


I.              TUJUAN
·         Safonifikasi: jika lemak dan minyak dipisahkan  dengan alkali, asam lemak bebas, dan gliserol dilepaskan. Proses ini dikenal sebagi safonifikasi.
·         Pembentukan sabun: kelebihan alkali yang bereaksi dengan asam lemak yang di lepaskan membentuk garam natrium atau kalium yang memberikan karakteristik  sabun larut dalam air tetapi diendapkan oleh penambahan NaCl berlebih. Garam magnesium dan garam kalsium tidak larut dan bila sabun di campur dengan air sudah tidak berbusa.

II.           DASAR TEORI
Asam lemak merupakan asam organik yang terdiri atas rantai hidrokarbon lurus yang pada satu ujung mempunyai gugus karboksil (COOH) dan pada ujung lain gugus metil (CH3). Asam lemak dibedakan menurut jumlah karbon yang dikandungnya yaitu asam lemak rantai pendek, rantai sedang, rantai panjang, dan sangat panjang. (Anna poedjiadi:2005)
Lemak merupakan sekelompok besar molekul asam yang terdiri atas unsur-unsur karbon hidrogen dan oksigen meliuti asam lemak, malam, seterol vitamin-vitamin yang larut dalam lemak (contohnya A,D,E, dan K) lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewan pada suhu ruangan lepas dan wujudnya yang padat atau cair yang terdapat pada jaringan tubuh yang di sebut adiposa. Lemak yang  kita kenal dalam bentuk cair termasuk dalam senyawa yang disebut lipida. Lemak dan minyak dalam istilah kimia adalah senyawa triacylgliserol, pemecahan atau hidrolisasi tricoyliseral akan menghasilkan senyawa gliseroldan asam lemak pada lemak, asam lemak sebagian besar adalah asam lemak jenuh. Sedangkan pada minyak sebagian besar adalah asam lemak jenuh. Sedangkan pada minyak  sebagian besar adalah asam lemak tidak jenuh.   (M.Jamal.blogspot.com/2009/01/biokimia/lipida.html)
Asam lemak yang terdiri atas rantai karbon yang mengikat semua hidrogen yang dapat diikatnya dinamakan asam lemak jenuh. Asam lemak yang mengandung satu atau lebih ikatan rangkap dimana sebetulnya dapat diikat tambahan atom hidrogen dinamakan asam lemak tidak jenuh. Lipida hewani terutama mengandung asam lemak jenuh rantai panjang, yaitu asam palmitatdan asam stearat. (Anna poedjiadi:2005)
Asam lemak omega-3 yang mempunyai arti khusus dalam ilmu gizi adalah alfa asam dokosaheksaenoat. Kekurangan asam lemak esensial menghambat pertumbuhan pada bayi dan anak-anak, kegagalan reproduksi serta gangguan pada kulit, ginjal dan hati. Kekurangan asam lemak omega-3 menimbulkan gangguan saraf dan penglihatan (Sunita almatsier: 2004)
Penyakit yang ditimbulkan dalam lemak akibatnya yaitu:
·         Obsitasi adalah kelebihan berat  badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebih.
·         Penyakit jantung koroner dan stroke adalah termasuk kedalam penyakit kardiovaskular berarti jantung dan pembuluh darah.
·         Kanker adalah penyakit yang diakibatkan pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh tidak normal, sehingga berubah menjadi sel kanker (sunita almatsier: 2004)
Margarin di Indonesia dibuat dari minyak kelapa dan minyak kelapa sawit, melalui proses hidrogenasi hal yang sama dapat dibuat dari minyak-minyak tumbuhan, seperti minyak jagung dan minyak kedelai. Semua minyak itu tidak semuanya lemak tidak jenuh. Kemudian di ubah menjadi lemak jenuh. (sunita almatsier: 2004)
III.        Alat Dan Bahan
A.    Bahan
No
Bahan
jumlah
1.
Lemak hewan (mentega)
50 g
2.
Minyak  tumbuhan                                      
50 ml
3.
Asam lemak                                                  
50 g
4.
KOH alkoholik (100 g/l)                  
500 ml
5.
HCl pekat                                              
200 ml
6.
Phenophtalin (10 g/l dalam alkohol)      
100 ml
7.
NaOH                                                        
100 ml
8.
CaCl2 (50 g/l)
100 ml
9.
MgCl2 (50 g/l)
100 ml
10.
Timbal asetat
100 ml

B.     Alat
No
Alat
jumlah
1.
Tabung Reaksi
3
2.
Pipet tetes
3
3.
Alat Penangas
1

IV.        Cara kerja
1.    Uji saponifikasi
Masukan lemak kedalam tabung reaksi setinggi kira-kira 0,5 cm
           
Masukkan larutan KOH dalam alkohol sampai lemak tadi terendam
Didihkan selama 1 menit
Tambahkan 10 ml air dan didihkan selama 1 menit kemudian dinginkan.

Setelah dingin tambahkan HCl sampai larutan menjadi asam dan meninggalan lapisan asam lemak dipermukaan cairan (pisahkan asam lemak tersebut)
Panaskan asam lemak dengan air dan dengan hati-hati tambahkan alkali sampai didapatkan larutan jenuh
Gunakan larutan ini untuk uji pembentukan sabun

2.    Uji pembentukan sabun
Lemak hasil saponifikasi + lemak + air + 2ml NaOH dipanaskan di atas penangas. Amati larutan sabun

Tambahkan HCl 5 tetes, amati
Tambahkan NaCl 5tetes, amati
Tambahkan 2 tetes , MgCl /pb ( amati

3.    Uji Asam Lemak bebas
12 tetesi alkali encer (NaOH) tambahkan phenopthalin hingga berubah menjadi warna pink
Masukan lemak dan larutan tadi, amati perubahan
Tetesi larutan dengan 2 ml eter, amati perubahan yang terjadi


Gambar-gambar cara kerja
No
Jenis perlakuan
Gambar
No
Perlakuan
Gambar
1
Pengeambilan ekstrak kemiri
9
alkali setelah dipanaskan
2
Pemanasan setelah dikasih koh
10
Alkali, hcl
3
Setelah didinginkan setelah di kasih koh
 
11
Alkali, hcl , nacl
4
Setelah didinginkan setelah di kasih koh
12
cacl
5
Kasih air sebanyak 10 ml, lalu panaskan selama 1 menit

13
Fruktalin dan naoh
6
Dinginkan setelah dikasih air
13
Tetesi 2 ml eter
7
Tambah hcl 5 tetes
15
Setelah dikocok dan hasil akhir
8
Tambah alkali
16
Diasamkan


V.           Hasil pengamatan
·         Uji saponifikasi
No
Nama Bahan
Warna awal
Perubahan warna pada
+ KOH
Didihkan 1 menit
+air 10 ml
Didihkan 1 menit
+ HCl
+ air dan alkali, didihkan
1.
Minyak jalantah
Kuning bening
Kuning.
Larutan KOH masih terpisah, terbentuk bulatan
Kuning bening, KOH masih terpisah
Pemisahan antara air dan minyak
Warna putih keruh, bersifat asam.
Terdapat endapan, terbentuk 3 larutan (minyak, larutan sabun dan air)
Gambar
2.
Mentega
Kuning langsat
Terjadi pemisahan antara KOH dan larutan mentega. KOH terdapat dibawah larutan mentega (pemisahan tersebut belum terlihat jelas)
Terjadi pemisahan yang sangat jelas antara KOH dan larutan mentega, KOH tetap berada dibawah larutan Mentega.
Terdapat endapan putih,
Posisi air berada dibawah gliserol dan asam lemak,
Posisi gliserol berada diatas as.lemak
Posisi sama dengan sebelumnya:
Terdapat air berubah menjadi sedikit lebih bening,
Bersifat asam, endapan terapung. Tepat dibawah lemak.
Terbentuk 3 lapisan (gliserol, lemak, dan air)
Terdapat endapan dibawah.
Gambar
3.
Ekstrak kemiri
Putih keruh
KOH tidak menyata
KOH masih terpisah
Terdapat busa,
Lemak dan air terpisah dan membentuk 3lapisan (air, busa, dan lemak).
Larutan menjadi asam,
Lemak dan air memisah dan terjadi gumpalan putih di tengah.
Terdapat gelembung sabun (sebelum dipanaskan)
Atasnya mencair (setelah dipanaskan)
Gambar

·         Uji Pembentukan sabun
No
Nama Bahan
Perubahan yang terjadi
+ HCl 5 tetes
+ NaCl
2 tetes CaCl2
1.
Minyak jalantah
Minyak dan larutan sabun tercampur.
Lapisan campuran minyak dan sabun menipis
Terdapat bulatan bening ditengah larutan.
Gambar
2.
Mentega
Terdapat 3 lapisan (gliserol, as.lemak dan air) terdapat endapan dan air tampak menjadi lebih bening.
Endapan menghilang, susunan lapisan sama dengan sebelumnya. lapisan (gliserol, as.lemak dan air)
Tidak menunjukan perubahan dalam susunan lapisan tetapi terdapat gelembung-gelembung pada sisi tabung dan air (gelembung berwarna kuning)
Gambar
3.
Ekstrak kemiri
-         Permukaan atasnya bening (seperti memisah)
-         Tidak terdapat endapan
-         Tidak terdapat endapan
-         Lapisan bening di atas lemak lebih jelas
Lapisan bening diatas lemak. Terlihat lebih jelas.
Gambar
·         Uji asam lemak bebas
No
Nama Bahan

Perubahan yang terjadi
+Alkali encer (NaOH) 12 tetes + larutan phenopthalin
+ Alkali encer dan larutan Phenolpthalin
(Warna pink)+ minyak
+Eter 2 ml
1.
Minyak jalantah
Setelah larutan dicampurkan, warna berubah menjadi pink
Semua larutan tercampur, namun warna terlihat lebih muda dari sebelumnya (pink muda)
·         Terdapat asam lemak bebas karena ditandai tidak ada warna
Atau warna menghilang.
·         Tampak bagian atas berwarna pink, sedangkan bagian bawah agak bening .
·         Terlihat adanya endapan
Gambar
2.
Mentega
Warna pink tua, ada endapan, tidak terdapat gelembung.
Warna menjadi pink dan kuning, terjadi dua lapisan endapn, terdapat buih
Warna pink tua, pink muda, kuning terdapat 3 lapisan, dan terdapat buh.
Gambar
3.
Ekstrak  kemiri
Warna menjadi pink
Warna menjadi pink pekat, terdapat endapan, gelembung berbuih
Warna menjadi pink terang, terdapat endapan, gelembung berbuih (tiga lapisan)
Gambar


VI.        PEMBAHASAN
      Mentega
            Pada pengujian Saponifikasi mentega setelah di tambahkan dengan KOH antara minyak dan KOH berada pada posisi terpisah yakni KOH berada di bawahnya dan bagian atas mentega dan kemudian ditambahkan dengan aquades 10 ml dan dipanaskan selama 1 menit sehingga terjadi perubahan menjadi kuning.  Kemudian di tambahkan  HCl sampai larutan menjadi asam dan meninggalan lapisan asam lemak dipermukaan caira, terdapat endapan putih  yang terapung tepat di bawah lemak. Kemudian setelah di Panaskan asam lemak dengan air dan dengan hati-hati tambahkan alkali sampai didapatkan larutan jenuh sehingga terbentuk 3 lapisan (gliserol, lema, dan air) dan terdapat endapan di bawah.
            Selanjutkan di teruskan pada pembentukkan sabun dijenuhkan oleh NaCl 5 tetes  asam lemak terangkat dan mejadi jenuh (bersifat jenuh), kental, terdapat cincin tebal. Setelah itu di tambahkan pula    sehingga terjadi endapan dan lemak menggumpal. 
Selanjutnya uji asam lemak bebas dengan mencampurkan alkali encer NaOH 12 tetes  dengan phenophtalin sehingga di dapatkan warna pink tua yang terdapat endapan, kemudian larutan tadi di tambah lemak sehingga warna berubah menjadi pink dan kuning karna terjadi dua lapisan endapan, dan terdapat buih. Kemudian ditambah dengan 2 ml eter sehingga terdapat 3 lapisan sehingga di dapatkan tiga warna (pink tua, pink muda, dan kuning) serta terdapat buih.
      Ekstrak Kemiri
            Pada pengujian Saponifikasi kemiri setelah di tambahkan dengan KOH antara ekstrak dan KOH berada pada posisi bercampur/ menyatu. dan kemudian ditambahkan dengan aquades  10 ml dan dipanaskan selama 1 menit sehingga terjadi perubahan menjadi putih  keruh. Kemudian di tambahkan  HCl sampai larutan menjadi asam dan meninggalan lapisan asam lemak dipermukaan cairan, sehingga larutan menjadi asam, Lemak dan air memisah dan terjadi gumpalan putih di tengah, kemudian setelah di Panaskan asam lemak dengan air dan dengan hati-hati tambahkan alkali sampai didapatkan larutan jenuh sehingga Terdapat gelembung sabun (sebelum dipanaskan) Atasnya mencair (setelah dipanaskan).
            Selanjutkan di teruskan pada pembentukkan sabun dijenuhkan oleh NaCl seujung sendok teh asam lemak encer, cincin tipis berwarna putih keemasan. Setelah itu di tambahkan pula MgCl2  sehingga Terjadi pemisahan antara garam NaCl dengan asam lemak dari kemiri berupa butiran-butiran putih. 
Selanjutnya uji asam lemak bebas dengan mencampurkan alkali encer NaOH 12 tetes  dengan phenophtalin sehingga di dapatkan warna pink, kemudian larutan tadi di tambah lemak sehingga warna berubah menjadi pink pekat, terdapat gelembung buih, dan terdapat endapan. Kemudian ditambah dengan 2 ml eter sehingga warna menjadi pink terang, terdapat endapan, gelembung berbuih (tiga lapisan).
      Minyak Jelantah
            Pada pengujian Saponifikasi Minyak jelantah setelah di tambahkan dengan KOH antara minyak dan KOH berada pada posisi terpisah yakni KOH berada di bawahnya dan bagian atas minyak  jelantah dan kemudian ditambahkan dengan aquades 10 ml dan dipanaskan selama 1 menit. sehingga terjadi perubahan warna menjadi kuning kecoklatan. Kemudian di tambahkan  HCl sampai larutan menjadi asam dan meninggalan lapisan asam lemak dipermukaan cairan, sehingga didapatkan hasil dengan warna putih keruh, bersifat asam. kemudian setelah di Panaskan asam lemak dengan air dan dengan hati-hati tambahkan alkali sampai didapatkan larutan jenuh, sehingga terdapat endapan, terbentuk 3 larutan (minyak, larutan sabun dan air).
Selanjutkan di teruskan pada pembentukkan sabun dijenuhkan oleh oleh NaCl seujung sendok teh , asam lemak terangkat (bersifat jenuh) warna encer, orizoin, tipis. Setelah itu di tambahkan pula MgCl2 3 tetes  sehingga garam larut dan bercampur dengan lemak, tidak ada endapan. Selanjutnya uji asam lemak bebas dengan mencampurkan alkali encer NaOH 12 tetes  dengan phenophtalin sehingga di dapatkan warna pink, kemudian larutan tadi di tambah lemak sehingga warna berubah menjadi pink muda. Kemudian ditambah dengan 2 ml eter sehingga Terdapat asam lemak bebas karena ditandai tidak ada warna atau warna menghilang. Tampak bagian atas berwarna pink, sedangkan bagian bawah bening.

VII.     PERTANYAAN DAN JAWABAN
ü PERTANYAAN
1.    Tuliskan reaksi umum yang terjadi pada percobaan safonifikasi di atas.
2.    Asamkan dengan HCl, amati yang dapat anda amati.
3.    Jenuhkan dengan NaCl dan catat pemisahan sabun natrium.
4.    Bagaimana cara sabun membersihkan kotoran pada pakaian/baju?
5.    Sabun termasuk kelompok senyawa apakah?
a.          Apa fungsinya
b.         Sebutkan pula contohnya setiap masing-masing jenis.
ü JAWABAN
1.    Reaksi saponifikasi :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH -> C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
2.    Setelah adanya pemunculanya, larutan bersabun lalu ditambahkan HCl maka dapat terlihat pencampuran antara buih sabun dengan minyak (lemak).
3.    Setelah dijenuhkan dengan NaCl, lapisan minyak terlihat dan  diatas minyak terlihat larutan bening.
4.    Sabun dapat mengemulsikan lemak atau minyak, jadi sabun dapat berfungsi sebagai emulgator, pada proses pembentukan emulsi ini bagian hidrofob molekul sabun masuk kedalam lemak, sedangkan ujung yang bermuatan negatif ada dibagian luar. Oleh karena adanya gaya tolak antara muatan listrik negatif ini, maka kotoran akan terpecah menjadi partikel-partikel kecil dan membentuk emulsi, dengan demikian kotoran mudah terlepas dari kain atau benda lain. Dengan ion  atau  sabun dapat membentuk garam  Ca atau Mg yang mengendap oleh karena itu apabila dalam air terdapat ion-ion tersebut atau yang disebut air sadah,  Pemakaian sabun untuk mencuci akan lebih banyak karena terjadi endapan Ca atau Mg yang dalam menempel pada kain.
5.    Sabun termasuk kedalam senyawa Surfaktan.
a.          Fungsinya adalah untuk mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air, menurunkan tegangan permukaan pada cairan, sebagai bahan pembahasan bahan pengemulsi dan sebagai bahan pelarut.
b.         Jenis-jenis Surfaktan
1)   Surfaktan anionik, surfaktan yang sebagai alkalinya terikat satu anion.
Contoh : garam alkalin sulfonat dan garam oleh Fin.sulfonat.
2)   Surfaktan kotionik, surfaktan yang sebagian alkalinya terikat oleh satu kation.
Contoh : garam alkali trimothil amonium, garam di alkali- dimetil amonium, garam alkali dimethil amonium.
3)   Surfaktan nonionik, surfaktan yang bagian alkalinya tidak bermuatan.
Contoh : ester gliserin, ester sorbital, Poliehlena, alkali amino glukamino, alkali poliglukosida, mono alkanol amina, dialkonolamina, dan alkil poliglukosida, mono alkanol amina, dialkonol amina, dan alkil amina oksida.
4)   Surfaktan amfoter,  surfaktan yang bagian alkalinya mempunyai muatan positif dan negatif. Contoh : asam amino, betalin, fosfobetaln.
VIII.  KESIMPULAN
·         Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali tanah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang mengahasilkan sabun dan gliserol. Saponifikasi merupakan proses dimana lemak dan minyak dipisahkan dengan alkali maka asam lemak bebas dan gliserol dilepaskan.
·         Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan, terlihat bahwa dalam proses penyabunan, pada saat larutan dalam keadaan panas yang sebelumnya diberi NaOH, terlihat adanya 3 lapisan yang terbentuk, yaitu
1.      Lapisan bawah: air
2.      Lapisan tengah: gliserol
3.      Lapisan atas: sabun
·         Dari hasil uji asam lemak bebas yang telah kami praktekan dapat di simpulkan yang terdapat asam lemak bebas yaitu pada minyak jelantah karna warnanya menghilang setelah  di tetesi eter.

IX.        DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, sunita 2004. Prinsaip Dasar Ilmu Gizi, jakarta : Gramedia
Anna poedjiadi 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta Universitas indonesia press.
(M.jamal.blog spot.com/2009/01/biokimia/lipida//html) di akses pada tanggal 28 oktober 2012